Tuesday, June 29, 2010

Kisah Tentang Seorang Anak dan Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku.
Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
"Ayo bermain-main lagi denganku." kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah. Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." Kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." Kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Monday, June 21, 2010

You're The Greatest Gift for me


Specially for ,
Candy,Rose,Jill,Jesslyn,Jessica,and Kezia..



We have been friends for so long
We have grown closer with every passing year
I have grown to love you more every day
If it wasn't for you I would be lost right now
Sure we may argue sometimes
But it helps us grow closer
You have been a really true friend to me

I thank God for you everyday
Three years ago dejjavu started
It has truly grown into something wonderful

I wish I could truly thank you for all that you have helped me with
And all the hard times you have helped me get through
But words just are not strong enough
I don't know what I would have done if you weren't here

Thank you so much,I love you bestie :)


with love,
v for Vania Sharleen

Thank You for everything you do :)


Especially for,
Ci Herlina,Ci Nirmala,Ci Agnes,Kezia,Jesslyn,Jessica Jap,Merlin,Kak Metlin,Kak Merry,Ci Azal,Ci Laras,and Ci Steffi.....


I could write for hours,
Use the finest words in Webster's,
Fill pages upon pages with verse -
Only two words are needed,
Two words are everything I want to say:

Thank you.

Two words, two syllables
So tiny,
In these words I say so many things -
You are very special,
Holding my hand when the world is too much,
Hugging me when I can not bear life:

Thank you.

I have shown you my heart of hearts,
The person inside I am afraid to reveal.
Your sweet words and sweet face,
Bringing me back from the edge,
All I can do is . . .

Thank you.


with love,
vania sharleen.ducil

Sunday, June 20, 2010

The ilustration about Three Tree

Pada suatu ketika adalah tiga buah pohon yang tumbuh di lereng suatu bukit. Mereka membicarakan harapan dan impian mereka. Pohon yang pertama berkata, “Saya berharap saya akan menjadi suatu kotak harta yang berharga. Saya akan diisi dengan emas, perak dan barang berharga lainnya. Saya akan diukir dengan indah dan setiap orang dapat melihat keindahan saya.”

Kemudian pohon kedua berkata, “Pada suatu ketika saya akan menjadi sebuah kapal yang perkasa. Saya akan membawa para raja dan ratu mengarungi samudera dan berlayar ke ujung dunia. Setiap orang akan merasa aman di dalam diri saya.”

Akhirnya pohon yang ketiga berkata, “Saya ingin tumbuh menjadi pohon yang paling tinggi dan paling tegak di daerah ini. Orang dapat melihat saya di puncak sebuah bukit dan melihat ke cabang-cabang saya, dan berpikir betapa dekatnya saya dengan sorga dan Tuhan hingga bisa meraihnya. Saya akan menjadi pohon yang terbesar sepanjang zaman dan orang akan selalu ingat akan saya.”

Setelah beberapa tahun mereka berdoa agar impiannya menjadi kenyataan, sekelompok penebang kayu datang ke situ. Ketika salah seorang penebang kayu datang ke pohon yang pertama ia berkata, “Ini tampaknya pohon yang kuat, saya kira saya dapat menjual kayunya pada seorang tukang kayu”. Ia pun mulai menebang pohon itu. Pohon itu merasa bahagia, karena ia merasa tukang kayu itu akan membuatnya menjadi kotak harta yang berharga.

Pada pohon kedua salah seorang penebang kayu berkata, “Ini tampaknya pohon yang kuat, saya tentu bisa menjualnya pada seorang tukang pembuat kapal.”

Pohon kedua juga merasa bahagia karena dengan cara itu ia mengira akan menjadi kapal yang perkasa.

Ketika penebang kayu itu sampai ke pohon yang ketiga, pohon itu merasa cemas karena kalau ia ditebang maka impiannya tak akan menjadi kenyataan. Salah seorang tukang kayu berkata, “Saya tidak memerlukan hal-hal istimewa pada pohon saya, maka saya akan ambil saja pohon ini,” ia pun menebangnya.

Ketika pohon pertama tiba di tempat tukang kayu, tukang kayu itu membuatnya menjadi kotak makanan untuk hewan. Ia menaruhnya di sebuah kandang dan mengisinya dengan jerami. Pohon tu kecewa, ini sama sekali bukan hal yang dimohonnya dalam doa.

Pohon kedua dipotong-potong dan dijadikan sebuah perahu nelayan yang kecil. Impiannya untuk menjadi sebuah kapal yang perkasa yang membawa para raja haruslah berakhir.

Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan yang besar dan ditinggalkan dalam kegelapan.

Tahun-tahun pun berlalu, dan pohon-pohon itu sudah melupakan impian mereka. Pada suatu hari, seorang laki-laki dan perempuan masuk ke kandang dan meletakkan seorang bayi di atas jerami dalam kotak makanan yang dibuat dari pohon yang pertama. Orang laki-laki itu hendak membuat sebuah tempat tidur bayi dan palungan itu cocok untuk itu. Pohon itu pun dapat merasakan pentingnya peristiwa itu dan tahu bahwa ia pernah digunakan untuk menaruh sesuatu yang paling mulia sepanjang segala zaman.

Beberapa tahun kemudian, sekelompok orang menumpang kapal nelayan yang dibuat dari pohon yang kedua. Salah seorang di antaranya lelah dan tertidur. Ketika mereka sedang berada di tengah danau, mereka diterjang badai dan pohon itu merasa tidak cukup kuat melindungi orang-orang itu. Orang-orang itu membangunkan orang yang tertidur itu, dan Ia berdiri dan berkata, “Tenanglah” dan badai pun berhenti. Pada saat itu juga tahulah pohon itu bahwa ia telah membawa Raja dari segala raja di perahu itu.

Akhirnya, datanglah seorang yang mengambil pohon yang ketiga. Kayu itu dibawa sepanjang jalan oleh seorang dan orang-orang mengolok-olok orang yang membawa kayu itu. Ketika sampai di tujuan, orang itu dipaku pada pohon itu, ditegakkan dan Ia mati di puncak bukit. Ketika Minggu tiba, pohon itu menyadari bahwa ia cukup kuat berdiri di atas bukit itu dan berada sangat dekat dengan Tuhan, karena Yesus telah disalibkan di pohon itu.


Bila sesuatu tampaknya tidak berjalan sesuai dengan kehendak Anda, ketahuilah bahwa Tuhan mempunyai rencana untuk Anda. Bila Anda menaruh kepercayaan pada Dia, Ia akan memberi Anda anugerah besar. Setiap pohon memperoleh hal yang diinginkan, hanya bukan dengan cara yang mereka bayangkan. Kita tidak selalu mengerti rencana Tuhan untuk kita. Kita hanya tahu bahwa caraNya bukan cara kita, tetapi kita tahu bahwa caraNya selalu yang terbaik.


Selamat berjalan sesuai dengan kehendakNya,dan kita akan saksikan rancangan indah yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya untuk kita :)


with love,

vania sharleen

Monday, June 14, 2010

Pelangi kasihNya :)

Special for my bestfriend, Bu herlina.....

Apa yang kau alami kini,
mungkin tak dapat engkau mengerti
Satu hal tanamkan di hati,
indah semua yang Tuhan b'ri

TuhanMu tak akan memberi ular beracun,
pada yang minta roti
Cobaan yang engkau alami,
tak melebihi kekuatanmu

Reff : Tangan Tuhan sedang merenda,
suatu karya yang agung mulia
Saatnya kan tiba nanti,
kau lihat pelangi kasihNya

Sebuah lagu yang dilantuntkan di malam hari di samping mobil,ku harap dapat membuat sedikit atau bahkan secuil hati yang sedih menjadi bangkit.Aku tak tau apa yang harus kuperbuat.Bahkan aku tidak tau apakah yang kulakukan berguna atau tidak??
Yang kulakukan hanyalah sebuah spontanitas dari hati,hati yang berempati dan menyayangi dengan tulus.
Bu Herlina,sosok seorang guru yang layak disebut sebagai seorang sahabat.Kami sering berbagi tawa dan juga tak jarang kami berbagi tangis.

Tapi apa yang aku lakukan saat ini?Disaat dia sedih karena kehilangan sosok seorang ayah yang merupakan tulang punggung keluarga??Tidak ada yang dapat kulakukan untuknya,selain berada di sampingnya dan tetap hadir di sisinya diwaktu ia membutuhkanku.

Akankah ia bangkit?Akankah ia kembali tersenyum?Akankah ia kembali seperti Bu Herlina yang dulu?
Pasti!

Aku seorang sahabat yang seharusnya membantu dirinya untuk bangkit.Dan aku berjanji pada diriku sendiri tak akan menginggalkan seorang sahabat disaat dia sedang sedih dan terjatuh.

Don't worry ci herlina,i'll be on your side forever..
Keep strong,you can do it :)


with love,
ducil
 
Copyright 2009 Painted Life. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree